Sabtu, 28 Mei 2011

Mari Kita Belajar Mengambil Suatu Hikmah Dari Cerita Humor

Assalamualaikum warahmatullah
Kali ini saya ingin mengajak saudaraku semuslim semuanya untuk belajar mengambil hikmah dari cerita Humor yang biasa kita jadikan lelucon dalam sehari-hari,.,.

Langsung aja,,,

Cerita 1

Ada suami dan istri yang selalu cekcok setiap hari. Akhirnya suaminya bete dan pergi ke warnet. Di warnet ia pun melakukan chating dengan seorang konsultan keluarga & kesehatan, dan kebetulan orang tersebut adalah seorang Dokter :

Suami : Dok, saya sudah tidak tahan dengan tingkah istri saya ....
Dokter : Lho, Memang kenapa?
Suami : Setiap saya berbicara dengannya, ia selalu men-cuekin saya. Saya menduga dia tuli ....
Dokter : O Gitu .... gampang lah. By the way, dia tulinya pada jarak berapa meter?
Suami : Lho, memangnya kenapa Dok?
Dokter : Begini, tuli pada jarak 4 meter berbeda dosis obatnya dibanding dengan tuli pada jarak 3 meter, 2 meter,
 apalagi 1 meter ...
Suami : O gitu ya Dok. Baiklah saya cek dulu ke rumah ...

Sesampainya di rumah ia melihat istrinya sedang memasak di dapur. Kemudian setelah dia mengukur, maka pada jarak 4 meter ia pun bertanya kepada istrinya. “Istriku sekarang kau masak apa?” Ternyata istrinya diam saja, dan ia pun melangkah 1 meter lagi mendekati istrinya dan ia bertanya lagi: “Istriku sekarang kau masak apa?”

Tetapi istrinya masih diam saja, lalu ia pun melangkah 1 meter lagi mendekati istrinya, dan dengan perasaan dongkol ia bertanya lagi kepada istrinya dengan berteriak kesal: “Istriku sekarang kau masak apa?” .... tiba-tiba suasana hening sejenak ....dan istrinya pun berbalik dengan amarah yang tampak di wajahnya, kemudian ia berkata dengan lantang, “Sudah kubilang 3 kali, aku masak rendang! Rendang!! Rendang!!! Masa sih kau tak dengar?”

(Hahahahahahaha)


Cerita 2

suatu hari, di pagi hari dalam kelas yang semuanya diisi oleh calon mahasiswa baru, masuklah seorang kakak kelas dengan berakting marah yang luar biasa. “Kalian semua memang Goblok, masa semuanya tidak tahu yang namanya orang Goblok, dasar Goblok.... Ayo yang Goblok berdiri!” Ya terang aja tidak ada yang mau berdiri, karena selain takut dimarahin kan yang berdiri artinya goblok. “Yang Goblok ayo berdiri!” perintahnya sekali lagi.... suasana kelas pun hening mencekam ... si Kakak mulai merasa puas, hatinya berkata, “He... he... gua kerjain lu semua!”. Tapi tiba-tiba ada seorang calon mahasiswa yang berdiri dengan sedikit ragu..

Kakak : (Membentak!) Hei Siapa kamu?
Doni : Saya Doni, Kak!
Kakak : O jadi ini rupanya orang yang membuat biang kerok, sehingga semuanya jadi goblok.
Doni : Maaf Kak, bukan saya ....
Kakak : Lha, bukan kamu! (Heran) Terus ngapain kamu berdiri dasar goblok!
Doni : Kata kakak kan tadi yang goblok harus berdiri..., terus terang Kak, saya ga enak melihat kakak berdiri sendirian ....

(Hahahahaahaha)

=================================================

WKkkw.... 2 Cerita di atas bikin ane nyengar nyengir sendirian....


tapi dibalik itu semua, maksud dari kedua cerita itu adalah....

"INSTROPEKSI DIRI SENDIRI DULU BARU INSTROPEKSI YANG LAIN"

Ibarat jika ada orang pas tidur tiba-tiba hidung kita kemasukan tai cicak, maka dia pas bangun tidur langsung berkata ; "Kamar ini Bau tai cicak ya??", terus dia ke kamar mandi tetep bau, dan berkata "wc nya juga bau tai cicak ", lalu dia keluar rumah menghirup udara desa, ehhh masih bau juga ternyata, akhirnya dia menyimpulkan :

"Sekarang seluruh Desa ini Sudah Bau tai cicak!!!!!!"

padahal yang bau hanya hidungnya dia, bukan desanya.... hehehe ^_^

begitulah kalau kita gagal mengidentifikasi kekurangan kita, maka biasanya kita akan mudah melihat kekurangan orang lain dengan cara yang tidak bijak. Jadi boleh disimpulkan, bagi orang-orang yang selalu melihat orang lain tidak sempurna, dan selalu melihat orang lain tidak becus melakukan sesuatu, atau selalu melihat apa yang dikerjakan orang lain itu salah, alias merasa paling benar sejagat. dan kita seringkali melupakan kesalahan kita dan seenaknya menyalahkan orang lain. maka sepatutnya orang tersebut bercermin diri sebelum ajal menghampiri...

Ada sebuah hadis sahih yang sering orang khilaf mengartikannya. Hadis sahih itu berbunyi Laa yu’minu ahadukum hattaa yuhibba liakhiihi maa yuhibbu linafsihi. Banyak yang khilaf mengartikan hadis ini dengan: “Belum benar-benar beriman salah seorang di antara kamu sampai dia menyintai saudaranya sebagaimana menyintai dirinya.” Pemaknaan ini kelihatannya benar, tapi ada yang terlewatkan dalam mencermati redaksi hadis tersebut. Disana redaksinya yuhibba liakhiihi (menyintai untuk saudaranya), bukan yuhibba akhaahu (menyintai saudaranya), Jadi semestinya diartikan “Belum benar-benar beriman salah seorang di antara kamu sampai dia senang atau menyukai untuk saudaranya apa yang dia senang atau menyukai untuk dirinya sendiri”.

Artinya apabila kita senang atau suka mendapat kenikmatan, misalnya, maka kita harus –bila ingin menjadi sebenar-benar mukmin—juga senang atau suka bila saudara mendapat kenikmatan. Apabila kita senang diperlakukan dengan baik, kita pun harus senang bila saudara kita diperlakukan dengan baik. Apabila kita senang jika tidak diganggu, kita pun harus senang bila saudara kita tidak diganggu. Demikian seterusnya.

Normalnya, adalah sama. Sebagaimana kita tidak suka melihat perangai buruk orang lain, orang lain pun pasti tidak suka melihat perangai buruk kita. Demikian pula sebaliknya; apabila kita senang melihat perangai orang yang menyenangkan, orang pun pasti akan senang apabila melihat perangai kita menyenangkan.

Wallahu'alam bishowwab,.,

Barakallohu fiykum jami'an

Postingan ini bersumber dari : http://www.kaskus.us/  
Karya : Mahasantri
Yang terinspirasi oleh :  HUMOrTIVASI karya Kang Zen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar